Dubes Jepang Kiya Masahiko Hadiri Simposium 50 Tahun Hubungan ASEAN-Jepang

Dubes Jepang untuk ASEAN Association of Southeast Asian Nations Kiya Masahiko. (Foto: Kedubes Jepang)
Dubes Jepang untuk ASEAN Association of Southeast Asian Nations Kiya Masahiko. (Foto: Kedubes Jepang)

RM.id  Rakyat Merdeka – Kerja sama Jepang dengan negara-negara ASEAN telah memasuki tahun ke-50. Duta Besar (Dubes) Jepang untuk ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) Kiya Masahiko mengatakan, Jepang siap untuk melanjutkan kerja sama dengan ASEAN selama 50 tahun mendatang.

Hal ini dia sampaikan di acara bertajuk Wrap-Up Symposium 50th Year of ASEAN-Japan Friendship and Cooperation, di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (21/2/2024).

ASEAN adalah sebuah orga nisasi geopolitik dan ekonomi yang didirikan pada 8 Agustus 1967. Adapun anggotanya kini terdiri dari 11 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja dan Timor Leste.

Kiya Masahiko didaulat sebagai Dubes Jepang untuk misi di ASEAN sejak November 2022. Saat memberikan pidato di acara tersebut, Masahiko mengatakan, Jepang dan ASEAN berkomitmen mewujudkan kerja sama nyata yang bermanfaat bagi banyak orang.

“Jadi kami menangani digitalisasi, kesehatan, manajemen bencana perubahan iklim, serta masalah iklim dan pangan,” terangnya.

Dubes Masahiko menambahkan, Jepang berupaya mempelajari inisiatif ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP). Inisiatif AOIP ini diadopsi ASEAN un tuk menegaskan cara pandang kawasan terhadap Asia Pasifik dan Samudra Hindia. Pada intinya, inisiatif ini mendorong kolaborasi ketimbang rivalitas, memperkuat kerja sama win-win dan menangkap peluang yang ada di kawasan Indo-Pasifik.

Dia menambahkan, Jepang juga siap membuat komitmen baru lainnya.

“Simposium ini merupakan titik awal baru bagi kerja sama dan persahabatan ASEAN dan Jepang. Pada momen ini, saya berharap kita dapat merayakan ulang tahun ke 100,” lanjutnya.

Pada kesempatan itu, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto menyoroti tiga isu kerja sama ekonomi Jepang dan ASEAN. Yakni, digitalisasi, pengemba ngan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), serta sustainability.

Dalam hal digitalisasi, Jepang sebagai negara maju diharap kan dapat membantu masyarakat ASEAN yang terkendala koneksi internet. Sedangkan dalam pengembangan UMKM, Negeri Sakura diharapkan dapat memfasilitasi konektivitas antara UMKM satu dan UMKM lainnya di wilayah ASEAN.

Adapun yang ketiga, Eko berharap Jepang bisa membantu negara-negara ASEAN melakukan transisi energi. Salah satunya lewat ekonomi hijau atau green economy.https://nanasapel.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*